SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe Siaga Bencana Bersama BMKG Banda Aceh
Banda Aceh – Siswa-siswi kelas IX SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe melakukan school visit ke BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar pada Jumat (18/03). Kunjungan ini bertujuan untuk mengedukasi siswa terkait bencana alam gempa dan tsunami serta bentuk mitigasi bencana tersebut. Kegiatan dibuka oleh Andi Azhar Rusdin selaku kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar. Andi Azhar menegaskan terdapat 7 stasiun BMKG di Aceh; 4 stasiun Meteorologi, 1 stasiun Klimatologi, dan 2 stasiun Geofisika. Tugas BMKG stasiun Geofisika di antaranya memberikan informasi gempa bumi, tsunami, hilal, gerhana bulan, dan gerhana matahari.
Dalam kegiatan tersebut, materi dipaparkan oleh Staf BMKG Stasiun Geofisika. Pemaparan materi diawali dengan pertanyaan “apakah siswa pernah merasakan gempa bumi?”, “Bagaimana siswa tahu bahwa itu gempa bumi, apa ciri-cirinya?”. Siswa sangat antusias mendengarkan materi sambil bertanya jawab langsung.
“Penyebab terjadinya gempa bumi salah satunya karena pergerakan lempeng. Seperti kita ketahui Indonesia terletak diantara 3 lempeng; Eurasia, Indo-Australia, Pasifik. Gempa tersebut disebut gempa tektonik. Indonesia juga berada pada jalur pegunungan (ring of fire). Ketika gunung meletus maka akan terjadi gempa yang disebut gempa vulkanik. Selain itu ada juga gempa runtuhan karena jatuhnya meteor maupun longsor dan gempa buatan karena ledakan bom, seperti bom Hiroshima dan Nagasaki.” Kata pemateri.
Salah satu siswa bertanya, “kenapa lempeng bisa bergerak?” Pemateri memberikan jawaban bahwa lempeng bergerak karena ada proses konveksi di dalam inti bumi sehingga terjadi pelepasan energi panas dan menggerakkan lempeng.
Lebih lanjut pemateri menambahkan bahwa karakteristik gempa bumi yaitu; waktu sangat singkat, berpotensi berulang, belum dapat diprediksi, tidak dapat dicegah, dan dapat menimbulkan bencana, seperti tsunami dan likuifaksi. Lalu, bagaimanakah ciri-ciri gempa bumi yang menyebabkan tsunami? Kriteria gempa bumi pembangkit tsunami, yaitu lokasi gempa bumi di dasar laut, kedalaman dangkal <70 km, kekuatan gempa >7SR, terjadi deformasi vertikal di dasar laut dan gempa yang terjadi dengan pola sesar naik dan turun. Tanda-tanda datangnya tsunami dapat dilihat dari air laut surut mendadak, terdengar suara gemuruh, dan kadang-kadang disertai dentuman.
Materi yang tidak kalah penting adalah bagiamana bentuk mitigasi gempa bumi. Ada tiga bentuk mitigasi gempa bumi. Sebelum terjadi gempa, pastikan struktur bangunan kuat, pahami lokasi titik kumpul, dan siapkan tas siaga bencana. Ketika terjadi gempa, jika berada dalam bangunan, maka berlindung di bawah meja. Ketika berada di luar bangunan, baiknya menghindari bangunan, tiang listrik, dan pohon. Jika sedang mengendarai mobil, maka berhentilah. Jika sedang berada di pantai segera berlari menjauhi pantai. Sesudah terjadi gempa, yang harus dilakukan adalah meminta bantuan, periksa lingkungan, jangan panik, dan menjauh dari lokasi gempa.
Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian sertifikat ucapan terimakasih dan foto bersama pimpinan BMKG Stasiun Geofisika beserta seluruh staf yang sudah banyak berbagi ilmu pada kegiatan tersebut.
Penulis: Ikhwani, S.Pd.
Editor: Siti Sarayulis, S.I.Kom., M.A.