Menyimak Kisah Sambil Membuat Timphan
Salah satu ciri pembelajaran yang baik ialah terpenuhinya beberapa komponen penting dalam proses belajar mengajar. Salah satu komponen penting tersebut ialah sumber belajar. Dewasa ini, sumber belajar yang kita ketahui, yaitu guru, buku, perpustakaan, dan juga internet. Perkembangan dunia pendidikan sejatinya telah mampu mengenalkan, menciptakan, dan mengandalkan variasi sumber belajar. Hal ini tentunya bertujuan agar pembelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.
Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe dengan energik menyongsong masa depan anak bangsa. School that Learn ialah kalimat yang bermakna bahwa setiap warga sekolah harus tetap belajar dari berbagai sumber untuk mengembangkan kapasitas dirinya. Sekolah Sukma Bangsa nan hijau dan juga bersih selalu mengupayakan yang terbaik bagi semua siswa. Dalam upaya memberikan pelayanan pendidikan yang baik, sekolah Sukma Bangsa memiliki program guest teacher.
Selasa, 14 Februari 2023 merupakan hari yang paling dinantikan dan dikenang oleh siswa kelas III Imam Al- Ghazali, III Uwais AL- Qarni, dan III Fatima Al-Fihri. Pada hari ini diundang guest teacher yang bernama Bu Muliza. Beliau adalah owner kue Timphan dan berbagai jenis kue lainnya.
Siswa kelas III Imam Al- Ghazali, III Uwais AL- Qarni, dan III Fatima Al-Fihri belajar menyimak informasi dan mencatat informasi penting yang disimak. Tujuan pembelajaran ini ialah agar siswa mampu menyimak dengan baik dan mampu menulis informasi penting dari apa yang sudah mereka simak. Siswa akan menyimak pemaparan dari Bu Muliza tentang kisah suka duka dan perjuangan menjadi owner timphan dan kue lainnya. Selain itu, siswa juga diajak untuk mempraktikkan membuat timphan agar mereka tahu bagaimana cara membuat timhan, kue khas Aceh tersebut.
Kegiatan diawali dengan memperkenalkan Bu Muliza kepada siswa. Kemudian, saya mempersilahkan guest teacher untuk mulai berkisah tentang pengalaman beliau dalam menjalankan bisnis dari awal merintis hingga sekarang. Bu Muliza langsung membuka pembelajaran dengan menyapa siswa. Siswa sangat terkesima saat mengetahui cerita Bu Muliza yang produk olahannya sudah sampai ke berbagai negara seperti Arab, Malaysia, Jepang, dan Qatar.
Siswa mendengar kisah Bu Muliza dengan antusias sambil menulis informasi penting yang terdapat dalam cerita Bu Muliza. Mereka tampak takjub mendengar kisah perjuangan Bu Muliza. Usai mendengarkan cerita dan siswa bertanya jawab dengan Bu Muliza. Berbagai pertanyaan muncul “Bu Moli dapat resep timphan dari mana?”, “ Bu Moli buat timphan banyak-banyak capek gak?” berbagai variasi pertanyaan terus diajukan oleh siswa.
Bu Muliza juga mengajak siswa untuk mempraktikkan cara membuat timphan, hanya cara memipihkan, mengisi, dan membalut timphan. Beliau juga telah menyiapkan daun pisang, minyak goreng, dan adonan timphan yang sudah beliau aduk di rumah. Beliau membagikan setiap siswa selembar potongan daun pisang dan sedikit gumpalan adonan. Beliau mengajak siswa untuk memipihkan adonan, lalu beliau memberikan isian timphan dan mengajarkan tuturial membungkus atau membalut timphan pada siswa.
Siswa sangat senang. Mereka sangat antusias dan penasaran pada proses memipihkan, mengisi isi, dan menggulung timphan. Ada siswa yang awalnya geli dengan minyak yang dioleskan pada daun, ada yang geli saat memegang adonan yang licin. Namun, semua rasa geli lenyap saat mereka melihat teman-temannnya yang lain langsung mencoba mengikuti tutorial Bu Muliza. Semua siswa berpartisipasi aktif.
Taraaaa! Akhirnya siswa berhasil melewati proses pemipihan, pengisian dan pembungkusan timphan. Siswa sangat senang saat sudah berhasil memipihkan, mengisi isi, dan menggulung timphan. Sayangnya waktu yang sangat terbatas membuat timphan yang sudah siap tidak di kukus di sekolah bersama para siswa. Namun, beliau tetap menjelaskan bagaimana cara mengukus, berapa lama dikukus, hingga cara pemotongan daun timphan setelah timphan selesai dikukus. Walaupun tidak sempat dikukus, siswa tetap bisa mencicipi timphan yang sudah dikukus sebelumnya oleh bu Muliza. “Timphannya enak sekali, Bu. Kami mau buat di rumah” ujar mereka saat mencicipi timphan.
Sesungguhnya, masih banyak ilmu-ilmu yang bisa diberikan Bu Muliza pada semua siswa-siswa hebat di kelas III tetapi, waktu sangat terbatas. Dengan keterbatasan waktu, siswa sudah mendapat pengalaman yang luar biasa dan sangat menarik pada hari ini. Semoga ilmu tersebut dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Semoga pengalaman Bu Muliza dalam berbisnis juga menjadi motivasi siswa untuk terus berusaha dan pantang menyerah.
Penulis : Nurjannah (Guru SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)