Menulis Tidak Sesulit Itu
Kebanyakan siswa SD Sukma Bangsa Lhokseumawe suka bercerita secara lisan. Namun, mereka merasa sedikit kesulitan ketika harus menulis sebuah cerita. Hal ini dikarenakan bahasa lisan dan bahasa tulis yang berbeda. Ketika menulis, untaian kata yang membentuk susunan kalimat harus terstruktur dengan baik. Untuk itu, guru bidang studi Bahasa Indonesia mengundang seorang guest teacher ke sekolah setempat. Kegiatan itu berlangsung pada Selasa, 28 Februari 2023 di perpustakaan Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe.
Guest teacher kali ini merupakan seorang penulis cerita anak pilihan Kemdikbud dan pengurus perkumpulan penulis motivator di Aceh. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai pengawas SD Disdikbud Kota Lhokseumawe. Beliau adalah Syamsiah Ismail, lebih akrab disapa Oma Syam.
Kegiatan pembelajaran dibuka oleh guru bidang studi dengan memperkenalkan guest teacher dan menerangkan alur kegiatan pembelajaran kepada siswa kelas VI SD Sukma Bangsa Lhokseumawe. Pembelajaran diambil alih Oma Syam. Beliau memulai pembelajaran dengan memotivasi siswa untuk menulis agar tetap hidup walaupun jasad sudah tidak hidup lagi. Beliau memberi contoh adanya penulis cilik seperti penulis buku Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). Siswa pun langsung mengacungkan tangan ketika ditanya perihal siapa yang ingin menjadi penulis.
Oma Syam menerangkan bagaimana cara mudah menulis sebuah cerita. Kemudian, siswa pun diarahkan untuk duduk dalam bentuk lingkaran. Guru membagikan selembar kertas pada tiap siswa. Kertas itu berisi empat gambar dan empat kotak. Siswa akan melihat gambar itu dan menuliskan narasi pada kotak yang tersedia. Oma Syam mencontohkan narasi sesuai gambar yang ada.
“Seorang anak laki-laki bernama Ahmad sedang bermain bola. Ketika sedang asyik bermain bola, hujan turun. Semangat tidak padam dalam dirinya. Ia pun terus bermain bola hingga jatuh ke dalam genangan air hujan. Setelah puas bermain, ia pulang dan mencuci bajunya yang basah. Sejak kecil, Ahmad sudah belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri,” papar Oma memberi contoh.
Semua siswa terlihat paham. Mereka bahkan memberi komentar tambahan ketika Oma sedang menjelaskan gambar yang ada di kertas. Ketika mulai menulis, siswa diberi waktu sebanyak 5 menit. Mereka bertarung membahasakan ide dalam tulisan yang apik. Sebelumnya, Oma mengharamkan penggunaan tipe-x bagi siswa. Penggunaan itu membuat siswa merasa was-was dan selalu membuat kesalahan tanpa sadar. Pengguna akan santai ketika membuat kesalahan dalam tulisan karena ada tipe-x. Jadi, Oma menyarankan untuk menggaris kata yang dianggap salah. Waktu habis. Siswa yang siap menulis di keempat kotak bisa membacakan cerita hasil karyanya. Teman-teman lain yang mendengarkan pun jadi tertawa. Unik memang. Ada yang menamai si pemain bola adalah Mbappe. Akhirnya, siswa pun mengumpulkan lembar tugas pada guru.
Setelah itu, Oma Syam mengajari siswa membuat buku puff. Buku ini terbuat dari selembar kertas yang bisa disulap menjadi sebuah buku tanpa ada alat bantu apa pun. Oma menjadi sangat tegas pada sesi ini. Siswa harus mendengar instruksi Oma dan mengerjakannya. Kertas warna pun dibagikan kepada seluruh siswa. Setelah melipat dua – empat bagian, kertas diberi tanda titik di tengah bagian, lalu siswa diminta untuk memberi ludah sedikit pada kertas hingga mencapai tanda titik. Kemudian sobek sedikit demi sedikit lipatan kertas itu. Oma sudah mewanti-wanti siswa untuk terus mendengar dan mengikuti instruksi Oma agar tidak tersesat dan salah arah. Setelah berbagai lipatan, simsalabim jadilah sebuah buku mini yang menarik. Sayangnya, ada seorang siswa yang kurang tepat membuatnya. Memang butuh keterampilan menyimak dan mengikuti tiap langkah dengan benar.
Siswa pun mulai menghias cover halaman buku mini miliknya. Seharusnya, siswa keluar perpustakaan untuk mencari inspirasi dari alam. Mereka akan menulis di buku puff sesuai gambar nyata yang mereka lihat. Sebenarnya, kita bisa mulai menulis dengan apa yang kita lihat, deskripsikan hal itu dalam bentuk narasi. Menulis tidak sesusah itu. Siswa pun mulai semangat untuk menulis hal baru di buku yang juga baru. Namun sayangnya, waktu memisahkan kegiatan pembelajaran kami hari ini. Kami pun berterima kasih pada Oma atas ilmu yang luar biasa menariknya.
Penulis : Nura Usrina (Guru SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)