Membuat Poster Informasi Tentang Bullying
Isu bullying masih menjadi isu yang penting untuk terus dibahas. Oleh karena itu, di kelas konseling, konselor membahas mengenai pengertian dan karakteristik terjadinya bullying, bentuk-bentuk bullying, bahaya dan dampak bullying, orang-orang yang termasuk di lingkaran bullying, hal yang dapat dilakukan jika mengalami bullying dan hal yang dapat dilakukan jika melihat bullying. Pada kesempatan kali ini, konselor berkolaborasi dengan pelajaran Informatika dan seni untuk menghasilkan produk poster yang berisi ragam informasi mengenai bullying.
Materi tentang bullying juga terdapat di pelajaran Informatika, khususnya terkait dengan cyber dengan tema cyberbulying. Materi ini terdapat pada bab “Dampak Sosial Informatika” dengan membahas cyberbullying dan jenis-jenisnya. Cyberbullying adalah salah satu bentuk bullying yang dilakukan di dunia maya dengan menggunakan media digital. Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan oleh seseorang kepada korbannya melalui media sosial, aplikasi chat, platform game, dan aplikasi lain. Bullying biasanya dilakukan secara sengaja dan berulang. Bullying dilakukan dalam waktu yang lama terhadap seseorang dimana korban tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut. Bullying juga terjadi karena adanya perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban. Adapun perbedaan kekuatan ini dapat mengacu kepada fisik, psikologis dan sosial.
Dalam kolaborasi ini siswa belajar mendesain poster di pelajaran ICT dengan menggunakan aplikasi canva. Aplikasi canva dipilih menjadi media untuk belajar mendesain karena aplikasi ini mudah digunakan oleh siswa. Kemudahannya adalah siswadapat mengakses aplikasi secara online dengan menggunakan Web dan Android. Canva merupakan aplikasi sederhana namun dilengkapi dengan beragam fitur dan template menarik yang dapat di edit sesuai kebutuhan. Selain itu, hasil dari desain yang dibuat dapat di unduh dan dibagikan dengan beragam format. Hasil desain pun dapat tersimpan secara otomatis, sehingga siswa akan terhindar dari kegagalan penyimpanan desain yang telah dibuat.
Setiap siswa membuat desain sebuah poster berisikan topik bullying. Guru mengarahkan siswa mengenai menggunakan aplikasi canva untuk mendesain sebuah poster dengan ukuran kertas F4. Pelajaran dimulai dengan pengenalan aplikasi canva dan fitur-fiturnya. Projek kolaborasi pembuatan poster bullying ini dilaksanakan di laboratorium komputer sekolah pada tanggal 15 s/d 17 September 2022 yang diikuti oleh siswa kelas VIII yang berjumlah 59 siswa. Selanjutnya guru mendemonstrasikan cara membuat poster yang diikuti oleh seluruh siswa. Langkah utamanya adalah siswa mulai membuat akun canva terlebih dahulu. Setelah selesai membuat akun, siswa memasuki beranda aplikasi tersebut. Siswa mulai menentukan ukuran poster dan mulai mendesain dengan materi yang sudah diberikan sebelumnya.
Saat pengerjaan, terlihat beberapa kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Siswa kesulitan dalam menentukan desain dan pemilihan tata letak serta pemilihan warna. Guru pun mengalami sedikit kendala dalam menjelaskan materi ini kepada siswa, karena guru sulit untuk fokus kepada setiap siswa untuk dalam pembuatan poster dalam satu waktu yang bersamaan. Setelah poster selesai dikerjakan, siswa mengirimkan tugasnya ke kantong tugas untuk di evaluasi oleh guru. Siswa terlihat sangat antusias dalam membuat poster karena dengan aplikasi canva membuat poster menjadi lebih mudah dan praktis, meskipn melalui beberapa kendala yang dialami. Namun, kendala yang dihadapi itu terjadi karena ini adalah hal yang baru bagi siswa. Wajar saja jika siswa merasa kesulitan di awal pengerjaan. Namun disitulah nilai sebuah proses yang harus dijalani.
Poster yang sudah selesai dibuat di jadikan dalam dua format, yaitu soft file dan file yang di cetak. Poster dalam format soft file, siswa publish ke akun media sosial masing-masing sebagai bentuk media informasi dan kampanye anti bullying. Sementara poster yang di cetak, menjadi media informasi untuk seluruh siswa dan guru SMP yang di pajang di dinding kelas SMP. Poster yang sudah di cetak dilengkapi juga oleh bingkai untuk melengkapi keindahan dari poster tersebut. Keindahan dari bingkai yang dibuat menjadi salah satu daya tarik lainnya kepada warga sekolah untuk membacanya. Adapun pembuatan bingkai ini lah yang menjadi bagian dari pelajaran seni. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bingkai poster bullying yaitu, kardus bekas, lem batang, lem kertas, gunting, pisau kecil, kertas spectra dan manik-manik.
Poster dihias oleh masing-masing siswa dengan cara membuat bingkai dengan beragam hiasan berdasarkan imajinasi setiap siswa. Proses pembuatan bingkai dilakukan selama dua pertemuan dengan durasi waktu pengerjaan dimulai pada tanggal 23 sampai 30 September 2022. Pada Jum’at, 23/9/2022 kelas VIII-Swiss dan VIII-England memiliki jadwal pelajaran seni pada hari yang sama di waktu yang berbeda. Pada hari pertama, siswa menyiapkan bahan dan kardus berkas yang dibawa dari rumah masing-masing. Tahapan pertama yang dilakukan siswa dalam membuat bingkai dilakukan dengan cara memperhitungkan ukuran yang mereka inginkan untuk membuat bingkai dari kardus. Setelah mengukur dan memotong kardus dengan bentuk bingkai poster, siswa membuat kerangka untuk dijadikan bingkai. Selanjutnya, siswa membungkus kardus dengan kertas spectra dengan beragam warna. Bingkai yang sudah selesai, siswa hias kembali dengan beragam hiasan manik-manik, gumpalan kertas dan hiasan lainnya.
Siswa melakukan pengerjaan pembuatan bingkai poster dengan baik dan tertib. Siswa dibebaskan untuk mencari inspirasi dari berbagai sumber di media sosial. Menonton video tutorial yang ada di media sosial adalah salah satu upaya untuk membangun semangat siswa dalam menemukan ide, teknik dan bahan yang diperlukan. Meskipun demikian, terdapat juga beberapa kendala yang dihadapi siswa. Siswa mengalami kesulitan untuk memotong kardus dengan rapi karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Kemudian, ada juga siswa yang kesulitan untuk merekatkan kardus dengan menggunakan lem batang, sehingga produknya menjadi kurang rapi. Siswa juga masih belum memiliki tanggung jawab untuk merapikan dan membersihkan kembali ruang kelas yang menjadi tempat mereka berkarya. Namun, akhirnya kelas menjadi rapi dan bersih kembali karena guru kembali mengajak siswa untuk menyelesaikan tanggungjawabnya.
Guru menyadari, bahwa beberapa kesulitan yang dialami siswa juga terjadi karena siswa merasa itu bukanlah minatnya. Guru menjadi sadar akan pentingnya membangun semangat siswa untuk mempelajari hal baru, bukan hanya mempelajari hal yang diinginkan saja. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk menstimulasi siswa dengan beragam model dan contoh pembelajaran yang menarik dan tampak mudah untuk dipelajari. Akhirnya siswa yang awalnya merasa kesulitan, dapat menikmati proses dari mempelajari suatu hal yang baru. Siswa merasa senang karena dapat menyalurkan kreativitas mereka. Pembelajaran menjadi seru karena siswa dapat mengekspresikan diri melalui produk yang dihasilkan. Semoga dengan adanya produk media informasi yang dihasilkan dapat berdampak positif kepada penurunan intensitas terjadinya bullying di sekolah. Harapannya siswa semakin menyadari akan efek buruk yang terjadi karena bullying, sehingga impian untuk menciptakan lingkungan sekolah yang positif akan tercapai.
Penulis : Aulia Denis Putri, dkk (Guru SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe)