Kisah Rasul Ulul Azmi
Mengenal nabi dan rasul merupakan sebuah keharusan bagi siswa-siswi yang beragama Islam. Mereka adalah manusia pilihan Allah swt. yang membawa ajaran-ajaran agama untuk disampaikan kepada umatnya, sekaligus menjadi contoh teladan bagi seluruh umat manusia. Pada hari Selasa, 14 Februari 2023 materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang biasa disingkat dengan pelajaran PAI pada kelas V SD Sukma Bangsa Lhokseumawe sudah memasuki tema ke-7 yaitu Mengenal Rasul-Rasul Allah. Ada beberapa hal yang akan dipelajari oleh siswa-siswi dalam tema ini, di antaranya: perbedaan nabi dan rasul, tugas dan sifat rasul, rasul ulul azmi, keteladanan nabi Muhammad saw. sebagai rasul ulul azmi, dan sikap terpuji rasul ulul azmi.
Pada hari itu, kami mempelajari 3 hal dari tema tersebut yaitu perbedaan nabi dan rasul, tugas dan sifat rasul. Kegiatan belajar hari ini berjalan sebagaimana yang direncanakan. Sebagian besar siswa-siswi sudah mampu membedakan nabi dan rasul, menyebutkan tugas-tugas rasul. Pada akhir pertemuan, siswa-siswi ber antrian untuk menyebutkan 4 sifat yang wajib pada rasul dan lawannya. Namun sebelum mengakhiri pertemuan tersebut, guru menjelaskan bahwa materi pada pertemuan berikutnya adalah kisah rasul ulul azmi, ekspresi dari siswa-siswi datar saja. Ada yang mengatakan, “Baik pak, oke pak,” Ada pula yang sudah tidak sabar untuk beristirahat. Lalu guru melanjutkan,
“Pertemuan berikutnya akan kita undang guest teacher. Beliau adalah Alumni Al-Azhar, Kairo, Mesir, kemudian melanjutkan Kuliah S2 di Sudan, dan biasa menemani jemaah umrah di Makkah dan Madinah. Tentu beliau sudah mengunjungi situs-situs di mana rasul ulul azmi dulu pernah tinggal,” ungkap saya pada siswa.
Keadaan kelas langsung riuh, siswa-siswi menyambutnya dengan senang karena akan belajar langsung dari guru yang sudah pernah melihat daerah tempat rasul ulul azmi tinggal.
Selasa 22 Februari 2023, adalah jadwal belajar PAI kelas V SD Sukma Bangsa Lhokseumawe, 3JP untuk kelas V Ibnu Katsir dari pukul 08.10 sampai dengan 09.50 dan 3JP untuk kelas V Ibnu Khaldun setelah istirahat yaitu pukul 10.25 sampai dengan 12.10. Guest teacher yang bernama Ust. Rizki Aulia Lc. M.A tiba di sekolah. Saya menyambutnya di parkiran dan bersama-sama menuju kelas V Ibnu Katsir yang mendapat giliran lebih awal karena sudah menjadi ketetapan roster sekolah pada semester ini. Sebelum kelas dimulai, saya mengkondisikan siswa-siswi dan menjelaskan tahapan-tahapan yang akan kita lakukan, serta tujuan pembelajaran yang harus kita capai pada pertemuan hari ini.
Setelah keadaan kondusif, Ust Rizki Aulia Lc, M.A mulai memperkenalkan dirinya. Siswa-siswa berebutan untuk bertanya. Ada yang angkat tangan langsung bertanya, ada pula yang menunggu dipersilakan, baru bertanya. Awalnya Ust Rizki sedikit kebingungan, karena belum pernah mengajar di tingkat SD. Sebagai guru mapel saya mengingingatkan siswa jika bertanya jangan lupa angkat tangan dan tunggu dipersilahkan oleh Ust rizki. Siswa-siswi mengerti dan kelas kembali kondusif. Salah satu pertanyaan yang menarik dari siswa saat perkenalan adalah dari Thufail.
“Ustaz, bagaimana caranya ust bisa kuliah di luar negeri?” tanya Thufail.
Kemudian Ustaz menjelaskan perjuangannya yang kuliah tanpa beasiswa dan tanpa dikirimkan uang di negeri orang, yang kemudian mengharuskannya untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya. Pertanyaan ini menjadi pemantik bagaimana kuatnya keteguhan rasul ulul azmi dalam mengajak umatnya beriman kepada Allah swt.
Sebelum menjelaskan kisah rasul ulul azmi, saya sebagai guru mapel, mengingatkan siswa-siswi agar mencatat kejadian-kejadian penting yang nanti diceritakan oleh ustaz. Kisah pertama yang dijelaskan adalah kisah Nabi Nuh as. Slide demi slide ditampilkan oleh Ust. Rizki sambil menjelaskan kisah perjuangannya. Sebagian siswa mencatat hal-hal yang penting seperti jumlah anak Nabi Nuh, nama anak-anak Nabi Nuh, yang tenggelam dan selamat, dll. Sebagian terus menyimak tanpa mencatat. Di sela-sela penjelasan, siswa yang ingin bertanya dipersilakan untuk mengangkat tangan, sehingga kisah yang disampaikan terkesan seperti orang yang saling bercerita.
Selesai menceritakan satu kisah rasul ulul azmi, saya sebagai guru mapel, mengambil alih kembali kelas, dan melakukan refleksi dengan melihat perjuangan kita hari ini yang jauh dari kata keteguhan, siswa-siswi juga berpendapat tentang perjuangan dirinya, dll.
Begitu pula dinamika yang terjadi di kelas V Ibnu Khaldun, siswa-siswi semangat dan suka bertanya. Namun di kelas ini, Ustaz Rizki sudah lebih mudah menguasai kelas karena sudah berpengalaman di kelas sebelumnya. Karena detailnya kisah yang disampaikan dan antusias siswa dalam bertanya sangat banyak, ditambah dengan waktu yang terbatas, Ustaz Rizki hanya bisa menceritakan 2 dari 5 kisah rasul ulul azmi. Itu pun sudah diburu.
Setelah pertemuan belajar selesai, saya sedang berjalan di depan kelas SD. Sebagian siswa dari kelas V Ibnu Katsir, seperti Fayyadh, Althaf, dan Haziq serta Raihan dan Nawaf dari Ibnu Khaldun bertanya dengan pertanyaan yang hampir sama.
“Pak, Selasa depan kita masih belajar dengan ustaz itu?” tanya mereka antusias.
Saya menjawab, “Tidak lagi karena jadwalnya sekali saja,” “Yaah.. belajar lagi lah, Pak sama ustaz itu,” jawab mereka sedikit kecewa. Begitulah kira-kira ungkapan keinginan dan kesenangan siswa-siswi untuk belajar dengan guest teacher.
Penulis : Munzir, S.Pd.I, M.A (Guru SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)