Giat Happy Family Kelas II
Dalam dunia pendidikan ada tiga “tokoh” penting yang mempunyai peran masing-masing, yaitu siswa, guru, dan oran tua. Siswa adalah subjek yang perlu diperhatikan. Peran guru adalah sebagai fasilitator dalam pengajaran agar dapat membantu siswa dalam proses belajar dan mengembangkan pengetahuan siswa. Namun, ada juga tidak kalah penting juga, yaitu peran dari orang tua yang harus selalu mendukung kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, kerja sama antara siswa, guru, dan orang tua sangat diperlukan.
Guru dan orang tua pastinya mempunyai visi yang sama saat mendidik siswa. Untuk mencapai visi tersebut diharapakan terciptanya hubungan yang harmonis antara guru dan orang tua. Untuk mencapai tujuan tersebut, SD Sukma Bangsa Lhokseumawe menyusun program “Happy “Family”. Program ini merupakan ajang perkenalan dan silaturahmi antara guru dan orang tua. Biasanya di dalam kelas guru hanya bertemu dengan siswa saja. Komunikasi guru dan orang tua hanya terbatas pada pesan singkat dan komunikasi dengan telepon genggam. Diharapkan, melalui kegiatan ini, orang tua dan guru dapat saling menngenal dan berinteraksi dengan baik.
Tepat pada tanggal 5 November SD Sukma Bangsa melaksanakan kegiatan “Happy Family” untuk siswa dan wali siswa kelas II Bilal bin Rabah dan Umar bin Khatab. Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.30 sampai 12.00 WIB. Kegiatan diawali dengan registrasi dan pembukaan dari direktur Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, yaitu Bapak Zubir. Selanjutnya, perkenalan guru yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SD, yaitu Ibu Cut Fitri Yana. Penampilan pianika “Bungong Jeumpa” dibawakan oleh perwakilan II Bilal bin Rabah dan II Umar bin Khattab. Selain orang tua dan guru yang berkenalan, sesama orang tua juga harus saling berkenalan. Bagaimana caranya? Binggo Games adalah nama permainannya. Pada permainan ini, orang tua diberikan selembar kertas yang berisi daftar pertanyaan seperti tempat kerja atau makanan kesukaan. Cara bermainnya adalah setiap orang tua harus mencari tanda tangan orang lain sesuai dengan daftar yang diberikan. Melaui permainan ini, orang tua mulai berinteraksi dengan orang tua lainnya. Selagi orang tua memainkan permainan ini, anak-anak bersama guru pendamping mengikuti kegiatan mewarnai.
Kegiatan selanjutnya adalah permainan kolaboratif yang diikuti oleh siswa. Nama permainan ini adalah “tiup bola pingpong”. Permainan ini dipandu oleh Pak Zaldi dan Bu Seroja. Siswa kelas II Bilal bin Rabah dan II Umar bin Khattab dibagi menjadi tujuh kelompok. Masing-masing siswa mendapat lima gelas kosong yang disusun memanjang di atas meja. Di dalam gelas pertama terdapat bola pingpong. Siswa secara bergiliran mengisi gelas kosong tersebut dengan gelas air mineral yang telah dibolongi. Setelah gelas pertama penuh, siswa meniup bola tersebut sehingga masuk ke dalam gelas kedua, begitu seterusnya. Siswa sangat senang mengikuti permainan ini. Orang tua sebagai pemandu sorak juga sangat semangat menyemangati Anandanya. Lebih kurang dua puluh menit, permainan selesai dan dimenangkan oleh kelompok lima.
Permainan selanjutnya adalah permainan khusus orang tua. Kelompok orang tua dibagi menjadi kelompok ibu-ibu dan bapak-bapak. Permainnya adalah “flying ball”. Permainan ini dimainkan oleh enam atau delapan orang. Dua orang tua memegang satu tali rafia. Apabila kelompok tersebut beranggotakan enam orang, maka tali rafia yang dipegang adalah tiga. Secara berpasangan, orang tua saling memegang tali rafia dan ada sebuah bola plastik kecil yang ditaruh di atas tali tersebut. Tantangannya adalah bagaimana cara orang tua membawa bola dengan tali ke keranjang yang ditaruh sekitar empat meter dari garis start. Kekompakan dan komunikasilah jawabannya. Baik dari kelompok ibu-ibu dan bapak-bapak, pemenangnya adalah kelompok dua. Kegiatan terakhir adalah snack time bersama. Sembari mencicipi penganan dan air sirup merah, orang tua dan siswa menampilkan suara terbaiknya. Mereka boleh menyanyikan lagu atau berselawat. Acara ditutup dengan pembagian hadiah dan mengisi kuisioner tentang evaluasi kegiatan hari ini. Kegiatan ini diawali dengan semangat dan berakhir dengan bahagia. Setelah kegiatan ini, diharapakan komunikasi dapat terjalin dengan lebih baik lagi antara orang tua dan guru sehingga tujuan pendidikan untuk Ananda bisa tercapai.
Penulis: Noer Asiyah (Guru SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)