Display Class Sebagai Sarana Dalam Membangun Kreativitas Siswa Kelas VIII Swiss
Masyarakat Swiss zaman dahulu terkenal sangat miskin. Mereka banyak hidup di wilayah pegunungan dengan cuaca yang sangat dingin serta keadaan alam yang sangat keras dan menantang. Keadaan ini membentuk karakter kerja keras mereka. Selain itu, kehebatan masyarakat Swiss adalah tepat waktu. Bagi mereka tepat waktu adalah sumber kebahagian. Sekarang ini Swiss menjadi salah satu negara terkaya di dunia dan salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Menurut data yang dipublikasikan dalam laman US News, negara ini menempati urutan ke enam dengan system pendidikan terbaik di dunia.
Tahun ini, SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe menjadikan Swiss sebagai salah satu nama kelas tingkat kelas VIII. Swiss dipilih supaya siswa bisa belajar dari kehebatan masyarakat Swiss yang mampu menjadi negara dengan sistem pendidikan terbaik ke enam di dunia. Hal ini tentu berpengaruh terhadap semangat siswa dalam proses belajar mengajar. Hari pertama menempati kelas VIII-Swiss, siswa diajak untuk mencari tahu tentang kehebatan negara ini. Siswa yang sudah mengetahui sedikit banyak tentang negara ini, menceritakan kepada siswa lainnya.
Setelah mengetahui tentang Swiss, siswa berdiskusi terkait tema untuk display class. Saat berdiskusi, beragam pendapat muncul disini, mulai dari display sesuai warna bendera Swiss dan yang paling banyak berpendapat adalah display tentang pemandangan alam Swiss. Sebagian besar wilayah Swiss terdiri dari pegunungan Alpen yang merupakan gunung-gunung tinggi yang menyebrangi wilayah Selatan-tengah negeri itu. Sementara di bagian utara banyak ditemukan wilayah terbuka dengan bukit, setengah hutan dan padang rumput terbuka. Meski demikian, wilayah ini tetap disebut pegunungan. Swiss adalah negara dengan banyak pemandangan alam yang mempesona. Ketika musim dingin, salju-salju menutup wilayah Swiss sehingga menjadikannya indah untuk dinikmati.
Pemandangan alam Swiss inilah yang dipilih menjadi tema display class VIII-Swiss tahun ini. Display class dimaknai sebagai media untuk mempercantik lingkungan belajar mengajar yang edukatif dengan sentuhan kreativitas siswa. Display class biasanya berupa tempelan-tempelan karya siswa seperti lukisan, kata-kata motivasi serta gambar-gambar penunjang lainnya yang sesuai tema. Display class memiliki peran dalam menciptakan suasana kondusif dalam belajar mengajar. Walikelas dan siswa yang berada di kelas ini terlibat langsung pada saat display class supaya merasa memiliki dan nantinya menjaga display class yang telah dibuat bersama. Walikelas membagi kelompok kecil untuk memudahkan dalam menyelesaikan poin-poin display class yang telah disepakati. Alat dan bahan yang sudah dipersiapkan dipilih sesuai dengan tema kelas.
Kegiatan display class dilaksanakan pada minggu pertama tahun ajaran baru tepatnya pada tanggal 13-15 Juli 2022. Kegiatan dimulai dengan pembuatan papan nama kelas VIII-Swiss. Papan nama kelas menjadi identitas kelas tersebut karena dengan adanya papan nama kelas, kelas akan lebih dikenali dan sebagai pembeda dengan kelas lainnya. Papan nama kelas di tempel di depan kelas untuk memudahkan warga sekolah menemukan kelas yang dituju. Pembuatan papan nama kelas dikerjakan oleh beberapa siswa perempuan, dan siswa lain bersama kelompoknya mengerjakan bagian masing-masing.
Papan mading juga di display semenarik mungkin. Terdapat dua papan mading di dalam kelas; mading kiri dan mading kanan. Papan mading sebelah kiri, tepatnya disamping pintu masuk kelas berisi tata tertib dan aturan kelas, daftar piket kelas, jadwal pelajaran serta daftar kegiatan rutin satu semester. Aturan kelas dibuat dan disepakati bersama sesuai kode etik sekolah diantaranya; menjalankan budaya sekolah 5S (Senyum, salam, sapa, sopan, santun) dan 4NO (No bullying, No cheating, No smoking, No littering), hadir tepat waktu, dan yang paling penting adalah berakhlak mulia. Harapannya aturan kelas yang sudah disepakati bersama bisa dijalankan dengan baik.
Demi memperlancar kegiatan belajar juga diperlukan piket kelas. Piket kelas juga dipilih di minggu pertama sekolah dengan cara menghitung jumlah siswa kemudian membaginya ke dalam hari efektif belajar (5 hari ) dalam seminggu dari Senin sampai Jumat. Piket kelas biasanya bertugas menyapu lantai di dalam dan di teras kelas, menyapu halaman kelas, menyiram tanaman, serta menghapus papan tulis. Manfaat piket kelas yaitu menumbuhkan rasa peduli, menciptakan rasa tanggungjawab, menumbuhkan kekompakan serta membuat kegiatan belajar menjadi nyaman. Piket kelas juga mengajarkan siswa gotongroyong dengan sesama sebab kegiatan piket kelas dilakukan secara bersama sehingga dapat melatih kerja sama.
Selain itu, terdapat juga papan mading di area kanan kelas yang berisi struktur organisasi kelas dan informasi tentang Swiss. Demi berjalannya aturan kelas secara lebih maksimal diperlukan peranan dari struktur organisasi kelas sebagai komando utama yang dipimpin oleh Walikelas kemudian ketua kelas dan jajarannya. Ada banyak manfaat yang dirasakan dengan adanya struktur organisasi kelas, salah satunya membantu koordinasi di dalam kelas demi keberlangsungan kegiatan kelas berjalan dengan baik. Manfaat lainnya adalah membentuk rasa tanggungjawab dan melatih kepemimpinan siswa serta menjadi terbiasa mengambil keputusan dengan bermusyawah.
Di sisi lain papan mading kanan, di tata dengan informasi seputar negara Swiss seperti gambar-gambar dan tulisan tentang hal menarik di Swiss. Mading ini kami namai Savez Vous dalam Bahasa Swiss, yang berarti “tahukah kamu”. Mading ini berfungsi untuk mengedukasi siswa tentang hal-hal yang menarik di Swiss mulai dari peta negara Swiss, makanan khas Swiss seperti Fondue dan coklat, juga Swiss yang tekenal dengan ketepatan waktu dan jam tangan mewah.
Tidak hanya mading, di sudut kelas, dibuat area reading corner yang dilengkapi dengan rak buku serta berbagai koleksi buku dari perpustakaan maupun buku pribadi siswa. Melalui reading corner siswa dilatih untuk melakukan kegiatan literasi yang bertujuan menumbuhkan minat baca siswa dengan cara mendekatkan buku bacaan kepada siswa. Fungsi lain reading corner adalah sebagai tempat siswa mengerjakan tugas kelompok serta sesekali sebagai tempat bermusyawarah ketika kegiatan conditioining class.
Reading corner menjadi bagian penting dari display class karena reading corner merupakan area terluas dan paling terlihat ketika berada di kelas. Untuk itu, area reading corner di desain sedemikian rupa. Saya sebagai walikelas memaparkan ide secara garis besar sesuai tema yang dipilih di awal, kemudian siswa mebuat rencana lebih lanjut. Siswa memilih pemandangan pegunungan yang ditutupi es serta beberapa rumah penduduk di kaki gunung yang mencerminkan keadaan alam Swiss. Dua siswa kemudian mencoba menjadikan pemandangan indah tersebut dalam bentuk lukisan. Siswa laki-laki menempel kertas biru di dinding reading corner sebagai alas utama untuk melukis.
Proses melukis di area reading corner membutuhkan waktu yang lebih lama. Pertama, siswa hanya melukis sketsa pemandangan, baru dihari selanjutnya mulai melukis pemandangan pegunungan Swiss yang indah. Proses ini betul-betul menumbuhkan kreativitas siswa, tidak hanya melukis, mereka harus bermusyarwarah terlebih dahulu untuk menyatukan pemikiran. Setelah mendapatkan gambaran yang akan di lukis, siswa mulai melukis bagian masing-masing dan hasilnya sangat rapi dan bagus. Beberapa siswa menggunting huruf demi huruf (SWITZERLAND) yang kemudian ditempel untuk menegaskan pemandangan yang dilukis. Selesai pengerjaan lukisan pemandangan alam Swiss, reading corner kemudian di tata sedemikian rupa, mulai dari penataan karpet dan meja lesehan untuk tempat membaca, menata buku, menempelkan pajangan dinding serta menambahkan dengan asesoris untuk memperindah area reading corner. Hasil dari kegiatan ini memberi semangat baru bagi siswa dan tentunya telah memberikan kesempatan kepada siswa dalam menunjukkan kreativitasnya. Siswa sangat antusias dan memberikan respon positif dalam menjalankan program ini. Dengan adanya program ini, suasana kelas menjadi lebih kondusif dan menarik.
By : Ikhwani, S. Pd. (Guru IPS SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe)