Belajar Pembagian Harta Warisan Dalam Islam
Kamis, 11 Agustus 2022, tepat pukul delapan kurang sepuluh menit saya sudah berada di dalam perpustakaan sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe untuk belajar pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pelajaran ini diampu oleh saya sendiri, Hidayatul Fitri, S.Pd.
Hari ini merupakan hari pelaksanaan kegiatan Guest Teacher untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Mawaris (Pembagian Harta Warisan) yang dikhususkan bagi seluruh siswa kelas XII IPA dan IPS. Program guest teacher merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan oleh guru di sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe. Dalam kegiatan ini berarti setiap guru yang mengadakannya akan mengundang salah seorang tamu yang berprofesi atau memiliki keahlian dibidang yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari.
Berbicara tentang mawaris (pembagian harta warisan) dalam Islam tentu menjadi sebuah hal yang amat penting untuk diketahui dan dipelajari agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Karena pada dasarnya pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran yang tidak pernah terlepas pengimplementasiannya dalam kehidupan sehari-hari manusia. Maka dalam hal ini, saya turut mengundang seorang yang ahli dibidang tersebut yaitu bapak Tu Ramadhan, M.Ag., beliau merupakan seorang dosen Fiqh di IAIN Lhokseumawe.
Jam menunjukkan pukul 07.55 artinya kegiatan akan segera dimulai lima menit lagi. Dalam waktu yang sama seluruh siswa telah berkumpul dan duduk rapi dalam barisan yang terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan sesuai dengan instruksi sembari menunggu kedatangan guru tamu. Tepat pukul 08.00 kegiatan pembukaan saya mulai dengan terlebih dahulu menginformasikan profile dan hal-hal terkait dengan pemateri hari ini yang perlu diketahui oleh siswa.
Pada kegiatan kali ini dari keseluruhan tiga kelas, ada 5 siswa yang tidak hadir karena mengikuti latihan paskibraka tingkat kota Lhokseumawe. Pada pertemuan sebelumnya kami telah menyepakati beberapa hal terkait pelaksanaan kegiatan hari ini berupa; mengeprint selebaran materi rangkuman mawaris yang telah disusun oleh pemateri untuk dibahas bersama pada sesi kegiatan.
Kegiatan bersama pemateri kali ini mulai 08.00 sampai dengan 10.00 atau 3 jam pelajaran. Selama kegiatan bersama pemateri, kegiatan dibagi menjadi 4 sesi yaitu, sesi pertama penyampaian materi sekaligus pretest lisan yang dilakukan secara acak oleh pemateri. Sesi kedua diisi dengan tanya jawab oleh siswa pada pemateri dan sebaliknya. Sesi ketiga diisi dengan kegiatan praktik tata cara menghitung harta warisan. Kemudian sesi keempat atau terakhir ditutup dengan kegiatan post test yang berupa pemberian soal terkait materi yang telah diajarkan oleh guest teacher.
Sesi pertama dimulai, pemateri menjelaskan kepada siswa beberapa hal terkait materi mawaris yang di dalamnya mencakup; orang-orang yang berhak dan tidak berhak meneriwa warisan, orang-orang yang tidak akan pernah terhalangi dalam mendapatkan warisan, bagian tiap-tiap ahli waris, serta rumus untuk menghitung bagian warisan yang akan didapatkan oleh setiap ahli waris. Sepuluh menit sebelum pemateri menyampaikan materinya, beliau mengetes secara acak siswa-siswa dengan pertanyaan-pertanyaan dasar seputaran materi mawaris. Dalam waktu sesingkat 10 menit tersebut hampir setengah siswa menerima pertanyaan dari sejumlah 52 siswa gabungan kelas IPA dan IPS. Kondisi awal siswa sangat antusias dalam mengikuti tahap rangkaian kegiatan ini.
Pada sesi pertama ini pula, guest teacher meminta seluruh siswa memperhatikan selebaran materi yang telah dimiliki oleh masing-masing siswa. Dalam selebaran materi ini telah mencakup semua materi yang akan diajarkan selama kegiatan. Kegiatan sesi pertama berlangsung dengan sangat baik, perhatian siswa semuanya tertuju serius pada pemaparan pemateri hingga proses penyampaian materi selesai.
Selanjutnya memasuki sesi kedua yaitu tanya jawab. Dari sejumlah 52 siswa ada sebanyak 6 orang yang mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaannya dilontarkan oleh seorang siswa perempuan yang menanyakan tentang “Ustad, apakah anak angkat mendapatkan harta warisan?” Mendengar pertanyaan tersebut, pemateri segera memberikan jawabannya bahwa “seseorang hanya akan menjadi ahli waris bila senasab”. Setelah jawaban tersebut dijelaskan oleh pemateri, selanjutnya menyusul dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan lainnya yang diberikan oleh siswa kepada pemateri. Sesekali dalam waktu yang sama, pemateri melemparkan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada siswa secara acak. Sesi tanya jawab berlangsung riuh dengan suara antusiasnya siswa dalam bertanya jawab bersama pemateri hingga sesi ini pun selesai.
Selanjutnya kegiatan memasuki sesi ketiga yaitu praktik menghitung harta warisan menggunakan rumus dan metode KPK. Pada sesi ini kegiatan diawali dengan penjelasan dari pemateri tentang rumus yang digunakan, cara menghitung dengan metode KPK, hingga hasil dari bagian warisan masing-masing ahli waris. Dalam sesi ini saya memantau beberapa siswa ada yang mulai kebingungan dengan rumus cara menghitung bagian harta warisan. Terutama saat pemateri menyuguhkan soal kasus meskipun dalam bentuk yang masih sangat sederhana. Hal ini terlihat sangat wajar karena ini kali pertama siswa mempelajari materi mawaris yang pada dasarnya tergolong materi yang lumayan rumit. Kemudian pada sesi ini pula pemateri mengatur metode belajar dengan berkelompok. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terpisah ntara laki-laki dan perempuan kemudian setiap kelompok diberi nama dengan nama-nama tokoh atau sahabat yang ada pada masa nabi. Selanjutnya pemateri membuat 5 kolom di papan tulis berikut dengan para ahli waris sebagai soal yang harus diselesaikan oleh siswa dalam tiap-tiap kelompok. Soal yang disuguhkan sebanyak 2 soal dengan tipe yang sangat sederhana seperti menentukan bagian dari ahli waris yang ditinggalkan. Kemudian pemateri meminta setiap perwakilan kelompok untuk maju ke depan dan menyelesaikan soal tersebut. Hal ini tentu juga dibantu oleh setiap teman kelompoknya masing-masing yang berusaha mentransfer informasi untuk diselesaikan oleh perwakilan kelompoknya di depan.
Selama dalam pantauan saya melihat dari ke-5 kelompok tersebut sama-sama mampu menyelesaikan soal yang diberikan pemateri secara imbang, hal ini tentunya berkat kerjasama dan kekompakan setiap kelompok. Selanjutnya setiap perwakilan kelompok langsung dipersilakan duduk kembali dalam kelompoknya setelah selesai mengerjakan soal di papan tulis.
Akhirnya sekitar 90 menit pembelajaran telah berlalu disesi ketiga, selanjutnya kegiatan memasuki sesi terakhir yaitu post-test. Tiga puluh menit waktu yang tersisa disesi terakhir ini digunakan untuk menjawab soal oleh siswa yang telah disiapkan oleh pemateri sebanyak 10 butir soal dalam kurun waktu 10 menit. Soal yang disediakan berupa pilihan ganda dengan poin 10 setiap soalnya. Saya mulai membagikan lembaran-lembaran soal kepada setiap siswa dan secara serentak siswa mulai mengerjakan soal-soal tersebut hingga selesai dan dikumpulkan segera. Sebanyak 15 siswa mengumpulkan tercepat dalam waktu kurang dari 7 menit dan 17 siswa mengumpulkan dalam waktu kurang dari 10 menit. Selanjutnya sebanyak 8 siswa mengumpulkan tepat waktu dimenit ke-10 dan sisanya 12 siswa mengumpulkan dalam waktu lebih dari 10 menit. Kesimpulannya, dalam sesi ini saya mendapati ada sebanyak 40 siswa yang mampu mengerjakan sepuluh soal dalam jangka waktu 10 menit.
Suasana kelas menjadi berantakan akibat siswa yang bangun-bangun untuk mengumpulkan tugasnya. Saya yang merangkap sebagai pengawas kegiatan mulai menstabilkan keadaan dan mengajak seluruh siswa bersama-sama untuk kembali mendengarkan instruksi dari pemateri. Setelah damai, pemateri mulai mengintruksikan kepada seluruh siswa untuk memperhatikan dan menyimak pembahasan soal yang akan dijawab secara bersama. Dari hasil pemeriksaan pemateri secara dominan jawaban dari siswa hampir semuanya nyaris sempurna atau mendapat nilai 100. “Berdasarkan yang sudah bapak periksa ini jawabannya sebanyak 80% jawabannya semua benar, ini sangat luar biasa dalam pertemuan yang sangat singkat kalian mampu memahami materi ini”. Kata pemateri sambil memberikan apresiasi kepada seluruh siswa.
Semua rangkaian kegiatan telah selesai, tibalah dipenghujung KBM hari ini dengan waktu 5 menit tersisa. Sebagai bagian dari penutup, pemateri memberikan beberapa nasihat kepada para siswa diantaranya bahwa “belajar tidak akan pernah ada masa akhirnya, karena belajar atau menuntut ilmu merupakan fardhu ‘ain bagi setiap ummat manusia”. Berakhir sudah, semua rangkaian kegiatan telah selesai dengan sesuai harapan dan memuskan. Bagi saya pribadi ada banyak hal yang bisa saya dapatkan pada kegiatan guest teacher kali ini. Pertama, saya menemukan kekompakan siswa yang cukup baik untuk menciptakan sebuah hasil kerja yang memuaskan. Kedua, saya mengakui dengan adanya kegiatan belajar yang seperti itu tidak hanya mampu memberikan pemahaman materi saja kepada siswa namun juga mengajarkan setiap siswa tentang pentingnya kerjasama yang baik dalam team serta mendapat pemahaman yang lebih luas dari pemateri ahli. Ketiga, saya menyadari kekurangan saya sebagai pengajar dan pembelajar untuk terus melatih diri menjadi lebih kreativ lagi dalam menyajikan setiap pembelajaran agar tidak monoton dan terasa membosankan bagi siswa. Keempat, memberikan suasana baru kepada siswa untuk dapat merasakan belajar bersama pemateri luar yang juga ahli pada bagian tertentu.
By : Hidayatul Fitri, S.Pd. (Guru PAI SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe)