Belajar Mencintai Bumi Melalui Produk Bioteknologi dan Ramah Lingkungan
Awal semester ganjil tahun pelajaran 2022-2023, siswa kelas IX New Zealand, Finland, dan Netherland mulai mempelajari materi penulisan “Teks Laporan Hasil Percobaan” dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebagai pengantar, guru bidang studi, Dewi Puspita Sari, S.Pd. menyampaikan kepada seluruh siswa terkait tujuan dan manfaat mempelajari salah satu jenis teks nonsastra ini dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga mencoba mengaitkan dengan salah satu isu yang tengah hangat-hangatnya menjadi perbincangan dan keresahan warga dunia, yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan fenomena alam yang kian nyata dirasakan dampaknya, termasuk Indonesia.
Sebagai permulaan materi pula, guru mata pelajaran mengajak siswa berdiskusi terkait permasalahan ini. Sebagian besar siswa menyatakan mulai turut merasakan dampak dari apa yang telah dilakukan manusia pada lingkungan. Mulai dari rendahnya kesadaran masyarakat membuang, memilah, hingga mengolah sampah ternyata mampu memberikan dampak yang cukup merugikan bagi lingkungan. Syukurnya, para siswa sudah tidak begitu asing terkait upaya menjaga kebersihan lingkungan. Seperti yang telah diketahui bahwa Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe juga memiliki beragam program dan budaya sekolah yang senantiasa mengingatkan siswa akan pentingnya gerakan no littering.
Agar pengalaman belajar ini dapat terkenang dan berkesan bagi para siswa, bersama guru bidang studi Biologi, Dewiana S.Pd., siswa diajak untuk mengintegrasikan pemahaman terhadap materi perancangan “Produk Bioteknologi dan Ramah Lingkungan” untuk langsung memproduksikan suatu alat dengan memanfaatkan barang-barang bekas, namun bernilai inovatif dan ramah lingkungan.
Sejalan dengan itu, dalam materi Bahasa Indonesia, siswa kelas IX diminta untuk mengkreasikan suatu teks Laporan Hasil Percobaan terkait produk Bioteknologi dan Ramah Lingkungan yang telah siswa desain. Dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran ini, kedua guru mata pelajaran tersebut membentuk siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dengan mempertimbangkan heterogenitas dan jumlah siswa di dalamnya. Di kelas IX New Zealand siswa dibentuk ke dalam 4 kelompok, sedangkan IX Finland dan IX Netherland masing-masing 5 kelompok.
Proses mendesain produk hingga menyajikan teks laporan hasil percobaan kurang-lebih telah siswa lalui selama dua bulan. Seluruh siswa bersama anggota kelompoknya masing-masing telah menentukan rancangan inovasi produk yang bernilai manfaat tinggi untuk kehidupan sehari-hari. Dalam membantu proses siswa mendesain produk, guru mata pelajaran yang bersangkutan juga memberikan tema produk sesuai dengan apa yang telah siswa pelajari di kelas. Adapun tema yang dimaksud adalah pemanfaatan sampah organik untuk menjaga keseimbangan lingkungan, seperti biopori; replika kendaraan bertenaga listrik; serta produk-produk sederhana untuk keperluan kehidupan sehari-hari.
Dalam menyusun teks laporan hasil percobaan, siswa juga diarahkan untuk mengkreasikan teks ke dalam bentuk poster dengan menggunakan media berbasis TIK. Seluruh struktur atau komponen yang terdapat di dalam teks merupakan laporan dari hasil percobaan yang telah siswa lakukan sendiri bersama anggota kelompoknya pada mata pelajaran Biologi. Pada tenggat waktu yang disepakati, akhirnya kedua produk mata pelajaran ini dapat diselesaikan dengan baik sehingga siswa dapat memperlihatkan kreasi hasil belajarnya dalam kegiatan class project kolaborasi pelajaran Biologi dan Bahasa Indonesia.
Senin, 14 November 2022, berlokasi di ruang serbaguna Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, kegiatan yang diberi tajuk “Class Project Biology & Bahasa Class:Produk Bioteknologi dan Ramah Lingkungan for 9 Graders” ini terlaksana untuk mempertunjukkan kreasi Produk Bioteknologi dan Teks Laporan Hasil Percobaan yang telah siswa desain. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang perdana dilakukan di jenjang SMP. Seluruh siswa kelas VII dan VIII juga dilibatkan sebagai partisipan dalam kegiatan sebagai sarana siswa belajar dan menumbuhkan kepeduliaannya terkait fenomena perubahan iklim.
Tepat pukul 10.30 WIB kegiatan dibuka langsung oleh Ibu Siti Hajar, S.Pd.I., M.A., Kepala Sekolah SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe. Beliau menyampaikan kepada siswa tentang betapa pentingnya pemahaman terkait isu Climate Change ini dan integrasinya ke dalam mata pelajaran. Siswa tidak hanya dapat mempelajarinya dalam mata pelajaran natural science, seperti Biologi, tetapi juga dalam mata pelajaran rumpun bahasa. Pengalaman belajar yang telah dirasakan langsung oleh abang dan kakak kelas di kelas IX, dapat saja dirasakan pula oleh siswa kelas VII dan VIII di tahun pelajaran mendatang. Dengan demikian, kegiatan ini penting untuk diikuti oleh seluruh siswa SMP.
Usai memberikan kata sambutan, kedua guru pengampu kegiatan mulai membacakan skema dan kriteria penilaian presentasi dan demonstrasi produk serta kreasi teks laporan hasil percobaan. Tiap kelompok kemudian dipersilakan tampil berdasarkan nomor undian yang telah diperoleh. Satu per satu kelompok tampil dengan mulai memperkenalkan anggota kelompok; menyebutkan nama produk; mendemonstrasikan cara mengoperasikan produk; menyampaikan tujuan, alat, dan bahan yang diperlukan, serta langkah-langkah dalam mendesain produk; hingga pada kesimpulan.
Setiap kelompok diberikan maksimal waktu presentasi 10 menit. Usai sesi presentasi, partisipan siswa dan guru juga diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan terkait produk yang telah dirancang oleh para presenter. Beberapa partisipan perwakilan siswa dan guru pun turut antusias mengajukan pertanyaan pada sesi tersebut. Apresiasi berupa pujian dan rasa kagum dilontarkan oleh siswa dan guru kepada kelompok yang mampu merancang produk unik dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas di sekitarnya. Beberapa di antara produk yang dipresentasikan, yaitu Replika Motor dan Mobil Listrik, Alat Press Coffee Tanpa Listrik, Pembuatan Lampu Darurat, Air Conditioner Mini, Vacum Cleaner, dan Biopori.
Satu per satu kelompok tampil hingga total 14 kelompok mempresentasikan seluruh inovasi produk dan kreasi teksnya. Di akhir sesi, kedua guru mata pelajaran saling berdiskusi untuk menobatkan tiga kelompok terbaik melalui kegitan pameran produk sains yang perdana diselenggarakan tahun ini. Pada dasarnya, seluruh siswa dalam kelompok telah menunjukkan usaha terbaiknya. Namun, sebagai bentuk apresiasi tertinggi, kedua guru pengampu kegiatan ini memilih tiga kelompok yang paling mewakili seluruh kriteria penilaian. Meski baru perdana dilakukan, kegiatan ini mampu melatih banyak aspek dalam kehidupan siswa. Terlebih sesuai tema yang diusung, aktivitas pembelajaran ini setidaknya telah memberikan pengalaman nyata bagi siswa untuk mulai meningkatkan kesadaran dan kepedulian akan fenomena yang terjadi di lingkungan mereka. Harapannya, pengalaman ini dapat terus diingat dan diterapkan siswa untuk kehidupannya mendatang.
Penulis: Dewi Puspita Sari, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe)