Ajang Silaturrahmi Antara Peer Mediator SSB Lhokseumawe dan SSB Bireun
Peer mediator atau dalam istilah Bahasa Indonesianya biasa disebut sebagai mediator dikalangan antar teman sebaya. Niat mulia dari komunitas ini adalah untuk menjaring siswa-siswa yang berminat untuk belajar menjadi konselor cilik diantara teman-temannya. Peer mediator ini tidak hanya ada di SSB Lhokseumawe saja, namun juga ada di SSB Bireun. Kalau di SSB Bireun penyebutannya tetap peer mediator, berbeda sedikit dengan di SSB Lhokseumawe yang dikenal dengan Konselor Teman Sebaya (KTS). Meski penyebutannya berbeda, namun tujuannya tetap sama-sama mulia.
Jumat, 26/05/2023 lalu ajang silaturrahmi dilakukan di Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe. Terdapat 20 siswa peer mediator yang ikut hadir dengan ditemani oleh tiga konselor Sekolah Sukma Bangsa Bireun. Senang sekali para siswa dapat saling berkenalan, begitu juga dengan para konselor sekolah yang mendapat kesempatan untuk kembali bertatap muka. Kami pun mengarahkan para siswa dan konselor SSB Bireun untuk menuju ruang perpustakaan agar dapat segera memulai kegiatan.
Seluruh siswa pun menempati kursi yang sudah disediakan. Posisi duduk mereka tentu saja saling berdekatan dengan teman lokasinya masing-masing. Melihat hal itu, kami pun bermain games sederhana yang dinamakan “angin berhembus”. Instruksinya sederhana, siswa harus bergerak berdasarkan instruksi yang diberikan. “Angin berhembus ke siswa yang memakai baju hitam”. Semua langsung bergerak untuk duduk bersama dengan siswa yang memakai baju berwarna hitam. “Angin berhembus ke siswa yang memakai kaus kaki”. Lagi-lagi siswa kembali berhamburan untuk mencari tempat duduk yang sesuai instruksi. Kalau awalnya gerak mereka masih kikuk, kali kedua, ketiga dan seterusnya mereka sudah lebih lincah sambil tertawa lepas.
“Tak kenal, maka tak sayang”. Ungkapan lama yang kerap digunakan untuk memulai sebuah perkenalan. Kami pun saling memperkenalkan diri, dimulai dari konselor sekolahnya sampai ke siswa. Semuanya pun saling memperkenalkan dirinya, mulai dari nama, kelas dan asal sekolah. Hingga sampailah ke “konselor paling cilik” dari SSB Lhokseumawe. Kebetulan siswa SD kelas tinggi juga berpartisipasi menjadi siswa KTS. Semuanya menunjukkan ekspresi kagum dengan adik-adik konselor yang paling kecil ini.
Sesi berbagi pengalaman pun dimulai. Alur kegiatan dibangun dengan santai untuk menciptakan suasana yang nyaman. Topik pertama yang dibahas adalah mengenai perasaan dan momen berkesan yang sudah mereka dapatkan selama bergabung menjadi siswa KTS atau peer mediator. Mereka senang menjadi bagian dari peer mediator di sekolah karena dapat meningkatkan kepekaan mereka dengan lingkungan sekitar dan kemampuan berkomunikasi efektif.
Ada juga yang mengungkapkan keresahannya karena belum begitu banyak membantu orang lain. Disini konselor mencoba untuk memberikan penguatan berupa pandangan baru kepada mereka. “Tidak perlu khawatir jika yang kalian bantu tidak sebanyak ekspektasi kalian. Setidaknya ilmu yang kalian dapatkan akan berdampak baik untuk diri kalian dan circle terkecil kalian. Kalian bisa mencoba untuk menjadi pendengar orangtua, adik atau kakak dirumah. Bisa juga menjadi pendengar untuk teman dekat kalian”.
Keresahan mereka menjadi tanda yang baik. Ini menggambarkan semangat mereka untuk memberikan kontribusi terbaiknya. Siswa konselor teman sebaya menjadi pelopor dalam menebarkan hal positif berupa kepekaan dengan kondisi sekolah agar berjalan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Belajar untuk melihat sesuatu dengan lebih objektif, bukan dengan penuh prasangka. Belajar untuk berkomunikasi efektif dan menjadi pendengar yang baik.
Mereka berharap kalau kegiatan ini tetap dilanjutkan untuk generasi selanjutnya. “Menurut Saya kegiatan ini meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan kepekaan kita. Jadi perlu adanya siswa KTS selanjutnya yang ikut bergabung di komunitas ini”. “Selain konselor sekolah, disini kita bisa ikut menjadi sosok yang dapat membantu teman ketika Ia sedang memiliki masalah, atau sekedar menjadi pendengar”. Tentunya ada banyak evaluasi untuk meningkatkan efektivitas dari kegiatan ini. Perbaikan untuk kedepannya akan terus dilakukan agar semakin memberikan dampak positif kepada siswa KTS dan sekolah.
Melalui pertemuan ini, konselor mendengar banyak pengalaman positif dari para siswa. Selain itu, saran dan masukan membangun dari siswa juga sangat membantu konselor dalam meningkatkan efektivitas kegiatan ini. Siswa pun senang karena bisa mengenal para peer mediator dari SSB Bireun. Mereka saling mendengar dan bertukar cerita terkait pengalamannya selama ini.
Penulis : Aulia Denisa Putri (Konselor SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe)