12 Tahun Sekolah Sukma Bangsa “Sukma Bangsa for Better Future”
Sekolah Sukma Bangsa merupakan sekolah yang didedikasikan oleh banyak kalangan, mulai dari para konglongmerat hingga para pengemis jalanan yang memiliki rasa kemanusiaan terhadap masyarakat Aceh yang terkena bencana tsunami 2004 silam. Sekolah Sukma Bangsa (SSB) diresmikan pada tanggal 14 Juli 2006 oleh bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tepatnya di SSB Bireun. SSB dibangun di tiga lokasi yaitu Lhokseumawe, Bireuen, dan Pidie.
Awal mula sekolah ini dibangun hanya untuk para korban tsunami dan konflik dari seluruh wilayah Aceh seperti Simeulue, Meulaboh, Takengon, Pidie, Bireuen, Lhokseumawe, Langsa, Perlak, Aceh Tamiang, dll. Seiring berjalannya waktu, sekolah ini sudah tidak hanya dapat dinikmati oleh para korban tsunami dan konflik saja, namun seluruh anak bangsa baik dari Aceh maupun dari luar Aceh sudah bisa merasakan sekolah ini.
SSB tergolong sekolah termegah di Aceh, terkenal dengan gedungnya yang mewah dan fasilitas pendidikan yang sangat mendukung. SSB terkenal dengan budayanya yakni 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) dan 3No (no bullying, no smoking, no cheating), juga terkenal dengan kebersihannya dan seragamnya yang unik dengan warna hijau toska yang melambangkan kecerahan serta semangat yang tinggi untuk belajar.
Tidak terasa kini SSB telah genap 12 tahun. Ia telah melahirkan banyak genarasi cerdas dan berwawasan, banyak yang lulus di kampus terbaik serta bekerja di tempat terpandang. Hal ini tidaklah luput dari jerih payah dan didikan dari para guru hebat SSB. Namun, 12 tahun bukanlah hal yang mudah untuk para guru SSB mendidik siswanya, terlebih di tahun pertama sekolah ini dibangun (2006), guru mengajari siswa yang berasal dari berbagai penjuru pelosok Aceh, dari berbagai daerah terpencil, siswa yang tidak pandai, tidak mahir dengan tekhnologi, dekil, dan banyak hal miris lainnya.
Meskipun banyak keterbatasan, guru tidak lantaran mengurungkan niatnya untuk mendidik para siswa. Meraka dengan suka rela merangkul siswanya dengan penuh kasih sayang, membimbing serta mendidik siswanya dengan perhatian penuh. Demi kecerdasan para siswa, mereka tidak hanya mengajari siswa di kelas pada pagi dan siang hari, namun mereka meluangkan waktu untuk mengajar para siswanya hingga malam hari. Tidak ada rasa lelah, kantuk, dan kata menyerah, mereka hanya mendidik dengan ketulusan dan kasih sayang yang tak terhingga.
Tahun kedua SSB tepatnya tahun 2007, pengorbanan guru SSB sudah mulai membuahkan hasil dengan meluncurkan beberapa siswa untuk mengikuti perlomabaan seni se Asia di Zen-zen dan meraih sepuluh besar. Ini awal prestasi yang dilahirkan SSB, sangat mengharukan dan membanggakan. Tidak hanya itu, banyak siswa juga yang ikut serta dalam mengikuti beberapa perlombaan baik tingkat daerah, kota, maupun provinsi. Ada yang ikut lomba tari, teater, puisi, debat, sains, dll.
Selain akademik, ada keunggulan lain yang disajikan oleh SSB yaitu menjunjung tinggi kejujuran. Pernah saat itu, ditahun 2009 pada hari kelulusan para Alumni pertama SSB, dimana hampir semua siswa tidak lulus UN (Ujian Nasional), banyak masyarakat yang berkomentar, melebel dengan kata bodoh karena tidak lulus, hingga banyak orangtua yang takut juga menyekolahkan anaknya di sekolah ini karena takut tidak lulus UN. Hal ini sama sekali tidak menciutkan semangat guru dan kemudian merasa rendah hati karena ada kebanggan yang tak terhingga didalamnya, apa itu? Ya tidak lain “kejujuran”. Benar sekali, para guru merasa telah berhasil menerapkan kejujuran kepada siswa dengan melarang siswa 100% untuk tidak mencontek, untuk tidak curang, dan meminta kunci jawaban kepada siapapun. Selalu mengingatkan untuk jujur, jujur, dan jujur. Lebih baik tidak lulus ujian tetapi dengan hasil jerih payah sendiri (jujur) ketimbang lulus dengan hasil contekan atau kopean catatan (curang).
Ketidak lulusan para alumni pertama sedikit memberi dampak negatif kepada masyarakat terutama kepada orangtua yang menyekolahkan anaknya di SSB. Namun, seiring berjalanya waktu dengan komitmen yang kuat untuk tetap berbuat jujur dan memberikan pemahaman yang baik kepada para orangtua, akhirnya hingga saat ini ketakutan itu terkikis dan hilang perlahan. Terbukti dengan para orangtua berlomba-lomba menyekolahkan anakanya disini. Tak hanya orangtua, banyak masyarakat juga yang sudah mengakui bahwa SSB merupakan sekolah yang mampu menciptakan generasi-generasi unggul dan mempu memberikan yang terbaik.
Tahun 2016 dan 2017, lagi-lagi SSB memberikan dua hal terbaik untuk pendidikan yakni dengan memberikan beasiswa kepada 30 guru untuk melanjutkan S2 di University of Tampere Finlandia dan memberikan beasiswa kepada anak Mindanau untuk bersekolah di SSB Pidie.
Kini SSB semakin membuktikan keberadaannya tidak hanya di Aceh, bahkan di Luar negeri. Berbagai macam cerita telah disuguhkan oleh SSB, sedih, senang, tantangan, usaha, hingga prestasi. Semua dilalui dengan proses dan usaha yang sungguh-sungguh.
Di ulang tahun SSB yang ke 12 ini, SSB Lhokseumawe khususnya merayakan hari ulang tahun SSB yang bertemakan “Sukma for Better Future”. Tema ini diukir dengan besar harapan para guru, siswa, orangtua, bahkan masyarakan agar SSB akan terus memberikan yang terbaik, tidak hanya hari ini tetapi besok, lusa, bulan depan, tahun depan, bahkan selamanya. Rasa syukur yang tak terhingga menjadi spirit baru bagi para guru untuk terus belajar “School that learns” dan mencari hal-hal baru agar terciptanya pembelajaran yang menyenangkan bagi para siswanya serta menguatkan rasa kekeluargaan, kasih sayang, dan cinta yang menjadikan SSB terus terukir nama baiknya untuk selamanya.
Yaulin Afrineta, S.Pd. M.A